Rabu, 11 Mei 2011

perilaku konsumen bab 9 : karakteristik demografi, ekonomi dan sosial konsumen

Resume Perilaku konsumen
Dosen : Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M. Sc
Nama : Amanda Yuli Tahira
Nrp : I24090071

Bab 9 : KARAKTERISTIK DEMOGRAFI, EKONOMI dan SOSIAL KONSUMEN
1.       Apa yang terpikir tentang demografi, ekonomi dan sosial konsumen?

Jawab :  pengelompokkan masyarakat didasarkan pada usia, jenis kelamin, lokasi tempat, tinggal, pekerjaan, dll.
demografi, ekonomi dan sosial konsumen juga merupakan bagian dari budaya yaitu sub-budaya.

2.       Mengapa kita penting belajar demografi, ekonomi dan sosial konsumen?

Jawab : untuk mengetahui konsumen mana yang akan kita tawarkan produk. Sebagai produsen kita harus mengetahui hal ini, karena jika tepat sasaran, maka produk yang akan kita tawarkan akan menciptakan keuntungan yang maksimal.

3.       Apa perbedaan demografi dan sub-budaya?

Jawab : sub-budaya merupakan contoh-contoh dari bagian demografi.
Contoh sub-budaya dari demografi agama adalah islam, protestan, katolik, hindu, budha.

4.       Apa saja informasi mengenai demografi dan sub-budaya?
Apa pentingnya kita mempelajari hal tersebut?

Jawab : informasi mengenai demografi dan sub-budaya yang perlu dipahami dalam pemasaran adalah usia, pendidikan dan pekerjaan serta lokasi geografik.
Pentingnya mempelajari hal tersebut adalah untuk  mengetahui produk mana yang tepat ditujukan kepada konsumen agar keuntungan produsen yang didapat maksimal.

5.       Gambarkan perbedaan2 sikap, perilaku, persepsi yang diamati karena perbedaan sub-budaya

Jawab : dari segi usia, misalnya anak anak seusia remaja cenderung melakukan aktualisasi diri lebih besar daripada yang sudah lansia, seperti menonton ke bioskop, berjalan-jalan dengan teman sebaya ke mall.

6.       Mengapa data2 tentang demografi ini penting dikumpulkan? (pemerintah dan berbagai riset) à usia, pendidikan, pekerjaan, lokasi geografik. Mengapa data-data ini penting dikumpulkan?
Jawab : untuk memiliki suatu karakteristik terkait pada konsumen untuk membuat produsen lebih tepat memasarkan produknya.

7.       Mengapa pendidikan harus dimiliki warga Negara?

Jawab : untuk menjadikan sebuah sistem yang terkendali, tidak mudah diatur oleh pihak lain karena sudah memiliki bekal untuk bisa menghasilkan sesuatu.

8.       Bagaimana anda melihat anak sbg konsumen. Mengapa anak menjadi konsumen yang potensial?

Jawab: karena pada usia anak ini, anak-anak cenderung ingin memiliki segalanya, seperti yang dilihat di televisi, pada teman-temannya dan cenderung tidak memikirkan ke depan apakah barang tersebut dapat dipakai kembali.

9.       Bagaimana anda melihat anak muda sbg konsumen. Mengapa anak muda menjadi konsumen yang potensial?

Jawab : karena pada usia remaja, anak seperti ingin mencoba hal baru, sedikit demi sedikit mencoba mencari jati diri, dan terpengaruh oleh gaya sekarang, seperti yang dipakai teman-temannya atau artis idolanya.

10.   Mengapa pendidikan pengeluaran kredit adalah karakteristik ekonomi yang sangat penting?
Contoh : indicator daya beli

Jawab : karena dengan menggunakan kredit, kita dapat memiliki barang yang kita inginkan walaupun pendapatan kita dirasa kurang. Dengan kredit, kita dapat mencicil hingga lunas namun barang yang kita butuhkan dapat kita pakai seiring berjalannya kredit tersebut.

11.   Apa yang dimaksud dan mengapa penting kelas sosial di sisi ekonomi dan bisnis?

Jawab : kelas sosial adalah bentuk lain dari pengelompokkan masyarakat ke dalam kelas atau kelompok yang berbeda. Karena kelas sosial mempengaruhi jenis produk dan jasa  serta merek yang dikonsumsi. Begitu pula pemilihan toko, tempat pendidikan dan berlibur.

12.   Indikator apa yang mudah untuk membedakan seseorang untuk masuk kelas sosial yang mana?

Jawab : indikator pendapatan dan pendidikan adalah yang utama, karena pada aspek disini jelas terlihat mana yang tidak berpendidikan tinggi serta yang berpendidikan tinggi akan berpengaruh pada kelas sosialnya, cara bergaul serta hal yang dikonsumsi lalu dengan pendapatan sangat terkait dengan pendidikan, si kaya dapat memiliki apa saja dengan mudah serta cepat namun tidak untuk kalangan bawah yang mungkin harus menahan atau tidak menggunakan kredit.


13.   Bagaimana anda melihat mahasiswa IPB dari segi daya beli dan kelas sosialnya?

Jawab : mahasiswa IPB cenderung sama seperti daya beli. Namun untuk variabel ekonomi sangat terlihat jelas sekali perbedaannya, seperti status pekerjaan orang tuanya, pendapatan yang diberikan orangtuanya dan harta benda yang ia miliki. Di sisi sosialisaisi pun, mahasiswa IPB kalangan atas cenderung membentuk suatu kelompok yang membedakan mereka dengan yang lain. Mahasiswa IPB kelas atas lebih tertarik bergabung dengan orang yang sama dengan dirinya. Begitu pula pada variabel politik seperti kekuasaan dan mobilitas, mahasiswa IPB kelas atas lebih memiliki variabel politik yang tinggi.

  1. Pola konsumsi dan perilaku apa yang dipakai untuk melihat seseorang di IPB dari kelas sosial?
Jawab: dari segi gadget yang dia miliki, salah seorang mahasiswa IPB dirasa kelas sosial atas karena orang tersebut memiliki kendaraan bermotor seperti mobil, motor yang bermerk mahal. Lalu merk telepon selular atau laptop yang dia miliki serta pakaian yang dia kenakan selalu up to date serta branded.

perilaku konsumen bab 8 : budaya

Resume Perilaku konsumen
Dosen : Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M. Sc
Nama : Amanda Yuli Tahira
Nrp : I24090071

Bab 8 : BUDAYA
Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan dan kebiasaan sesorang dan masyarakat.
Sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh budaya, menurut Engel, Blackwell dan Miniard:
  1. Kesadaran diri dan ruang
  2. Komuniksi dan bahasa
  3. Pakaian dan penampilan
  4. Makanan dan kebiasaan makan
  5. Waktu dan kesadaran akan waktu
  6. Hubungan keluarga, organisasi dan lembaga pemerintah
  7. Nilai dan norma
  8. Kepercayaan dan sikap
  9. Prosesmental dan elajar
  10. Kebiasaan kerja
Unsur budaya :
Nilai (value) à kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat.
Norma (norm) à aturan masyarakat tentang sikap baik dan buruk atau tindakan yang boleh atau tidak boleh.
Nilai akan mempenaruhi sikap sesorang yang kemudian sikap akan mempengaruhi perilaku seseorang.

Norma
  1. Enacted norm
Disepakati berdasarkan peraturan pemerintah dan ketatanegaraan.
Misal : peraturan, UU
  1. Cresive norm
Norma yang ada dalam budaya dan bisa dipahami dan dihayati jika orang tersebut berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang sama.
-          Kebiasaan (customs)
Berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima secara budaya. Kebiasaan tersebut diturunkan dari generasi ke generasi secara menurun.
-          Larangan (mores)
Bentuk kebiasaan yang mengandung aspek moral, biasanya berbentuk tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh sesorang dalam suatu masyarakat
Pelanggaran terhadap larangan akan mengakibatkan sanksi sosial.
Larangan yang berlaku di masyarakat Indonesia bisa bersumber dari budaya atau dari nilai agama.
-          Konvensi (conventions)
Menggambarkan anjuran atau kebiasaan bagaimana sesorang harus bertindak sehari-hari.
Konvensi menggambarkan anjuran atau kebiasaan beragama.
Mitos àmenggambarkan sebuah cerita atau kepercayaan yang mengandung nilai dan idealism bagi suatu masyarakat.
Contoh : mitos mengenai raja-raja dan wali songo
Symbol à segala sesuatu (benda, warna, nama, konsep) yang memiliki arti penting lainnya (makna budaya yang diinginkan)
Contoh : bendera kuning sebagai symbol yang meninggal
Produk dan jasa memainkan peran yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena produk dapat membawa pesan dan makna budaya.


Budaya dan strategi pemasaran
Pemahaman tentang budaya suatu masyarakat dan bangsa akan memberikan inspirasi mengenai produk.
Budaya populer : iklan, televisi, music, radio, pakaian, aksesoris, permainan, film, dan computer.

Selasa, 12 April 2011

perilaku konsumen bab 1 : pendahuluan

CHAPTER 1. Introduction
Summarized by Amanda (majoring in Family and Consumer Science, College at Human Ecology – Bogor Agricultural University, Bogor Indonesia)
Based on Ujang Sumarwan.2003.Perilaku Konsumen.Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran (Consumer Behavior : Theory and Application in Marketing)

The Meaning of Consumer Behavior
o   Schiffman dan Kanuk (1994) :
“Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.”
o   Engel, Blackwell, dan Miniard :
“Kami mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan itu.

Beberapa definisi lain dari Perilaku Konsumen
·         Loudon dan Della-Bitta (1984) :
“Proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, dan menghabiskan barang atau jasa.”
·         Winardi (1991) :
Perilaku yang ditujukan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli, dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa.”
·         Deaton dan Muellbawer (1986) :
“Perilaku yang dikaitkan dengan preferences dan possibilities.”
·         Muller dan Johnson (1990) :
“Perilaku konsumen merupakan pengkajian dari perilaku manusia sehari-hari.”

Perilaku Konsumen :
“Semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.”
(Ujang Sumarwan)

Studi Perilaku Konsumen :
Ø  Merupakan studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi).
(Schiffman dan Kanuk, 1994)
Ø  Meliputi : 4W, 2H
§  What they buy?
§  Why they buy it?
§  When they buy it?
§  Where they buy it?
§  How often they buy it?
§  How often they use it?

What is The Consumer?
v  Konsumen Individu : Membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, digunakan anggota keluarga lain/seluruh anggota keluarga, atau mungkin untuk hadiah.
v  Konsumen Organisasi : Meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit), di mana mereka harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.

The History of Consumer Behavior Discipline
ü  Salah satu landasan teori ekonomi mikro yang sangat essensial
ü  Diperkenalkan terlebih dahulu sebelum memahami teori permintaan dan teori perusahaan atau struktur pasar
ü  Sebagai mata kuliah wajib bagi mahasiswa program studi manajemen, akuntansi, keuangan, pemasaran, sistem informasi manajemen, transportasi dan logistik, serta program studi konsumen dan keluarga
ü  Teori Perilaku Konsumen yang berkembang tidak diuji secara empiris (Engel, Blackwell, dan Miniard (1990))
ü  George Katona mengembangkan Teori Perilaku Konsumen dengan memasukkan elemen-elemen psikologi dalam pengambilan keputusan konsumen
ü  Robert Ferber, seorang ekonom yang mengembangkan Perilaku Konsumen dengan menerapkan selain dari psikologi, yaitu ekonomi
ü  John A Howard bersama Jungdish N Sheth menulis buku “The Theory of Buyer Behavior”(1969) dan mengembangkan suatu Model Pengambilan Keputusan “Howard and Sheth Model”

Who is Interest in Consumer Behavior?
§  Pemasaran :
Pemasar (produsen) yang mengerti perilaku konsumen akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, sehingga pemasar (produsen) dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai
§  Pendidikan dan Perlindungan Konsumen :
Dalam hal ini adalah selain dari produsen/pemasar, yaitu lembaga pendidikan atau lembaga sosial.
Dengan informasi yang cukup, konsumen dapat mengidentifikasikan adanya penipuan atau kecurangan dalam transaksi dengan produsen atau toko
§  Kebijakan Masyarakat dan UU Perlindungan Konsumen
Adanya peranan pemerintah dan DPR melalui kebijakan publik dan perundang-undangan harus melakukan intervensi untuk melindungi konsumen
Pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan terhadap praktik-praktik bisnis yang merugikan konsumen
Pemerintah berwenang untuk memeriksa pabrik makanan dan memberikan penilaian apakah produk yang dihasilkan tersebut telah memenuhi persyaratan sehingga menjamin keamanan pangan

perilaku konsumen bab 2 : motivasi dan kebutuhan

CHAPTER 2. motivation and needs
Summarized by Amanda (majoring in Family and Consumer Science, College at Human Ecology – Bogor Agricultural University, Bogor Indonesia)
Based on Ujang Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen. Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran (Consumer Behavior : Theory and Application in Marketing)

Definisi motivasi
  • Faktor pendorong dalam diri individu yang mendorong mereka untuk bertindak. Faktor pendorong adalah hasil dari ketidaknyamanan yang muncul akibat adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi. (Schiffman dan Kanuk, 2000)
  • Proses yang menyebabkan orang-orang berperilaku sebagaimana tindakannya, akibat adanya kebutuhan yang timbul pada konsumen yang ingin dipenuhi. Ketika kebutuhan tergerak, ketidaknyamanan muncul mendorong konsumen berupaya mengurangi atau menghilangkan kebutuhannya. (Solomon, 1999)
  • Perasaan dalam diri seseorang yang tergerak untuk berperilaku memenuhi tujuannya, yang terdiri dari dorongan, desakan, keinginan dan hasrat yang memicu urutan kejadian yang mengarah pada perilaku. (Mowen dan Minor, 1998)
Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan konsumen, kebutuhan muncul karena adanya ketidaknyamanan yang seharusnya dan sesungguhnya dirasakan, motivasi adalah kebutuhan yang dirasakan yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.
Kebutuhan yang dirasakan
  • Factor pendorong            - dari dalam diri (innate needs) : fisiologis/biologis
Contoh : makan dan minum
Primer needs : kebutuhan untuk mempertahankan hidup
-          dari luar / kebutuhan yang diciptakan (acquired needs)
Contoh :  gengsi, harga diri, afektif dan kekuasaan
Secondary needs :  respons terhadap lingkungan dan budaya
  • Factor manfaat                 - kebutuhan utilitarian (utilitarian needs)
Pembelian karena manfaat fungsional dan karakteristik obyektif produk
-          kebutuhan ekspresif / hedonic
kebutuhan yang bersifat psikologis untuk memenuhi tuntutan sosial dan estetika
contoh : rasa puas, gengsi, emosi dan perasaan
perilaku berorientasi tujuan, tujuan adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan, tujuan ada karena adanya kebutuhan.
Tujuan genetik : kategori umum dari tujuan yang dipandang sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan. Contoh : keinginan membeli rumah, membeli bedak
Tujuan produk khusus : produk atau jasa dengan merk tertentu yang dipilih konsumen sebagai tujuannya. Contoh : keinginan untuk membeli rumah di kompleks Villa Duta Bogor, membeli bedak untuk menghilangkan gatal dan bau
Teori kebutuhan maslow
  1. kebutuhan fisiologis
kebutuhan manusia untuk mempertahankan hidup (makana, air, udara, seks)
semakin sejahtera seseorang maka semakin kecil persentase pendapatannya untuk membeli makanan. (Engel)
survey : pengeluaran perkapita rata-rata perbulan 63% makanan, 37% bukan makanan (Susenas) mengartikan bahwa sebagain besar konsumen Indonesia belum sejahtera dan bukan makanan juga kebutuhan
  1. kebutuhan rasa aman (safety needs)
kebutuhan perlindungan fisik bagi manusia. Contoh : perlindungan gangguan dari kriminalitas
tinnginya tingkat kriminalitas, merangsang tumbuhnya bisnis Asuransi
  1. kebutuhan sosial (Social needs atau belonginess needs)
manusia membutuhkan rasa cinta, rasa memiliki dan dimiliki, serta diterima oleh orang disekelilingnya.
Manusia perlu berhubungan satu dengan lainnya. Contoh : persahabatan sebagai tema untuk ilklan produk dan merk
  1. kebutuhan ego (egoistic or esteem needs)
kebutuhan untuk berprestasi sehingga mencapai derajat yang lebih tinggi dari yang lainnya
manusia mempunyai ego yang kuat untuk bisa mencapai prestasi kerja dan karier yang lebih baik untuk dirinya maupun lebih baik dari orang lain
seseorang individu ingin dikenali sebagai orang yang berprestasi maupun sukses
  1. kebutuhan aktualisasi diri (Need for self-Actualization)
keinginan individu untuk menjadikan dirinyasecara yang terbaik yang sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya
ekspresi untuk membuktikan bahwa sesorang mampu melakukan sesuatu
keinginan untuk mengetahui, memahami dan membentuk system nilai sehingga bisa mempengaruhi orang lain
keinginan untuk menyampaikan ide, gagasan dan system nilai yang diyakini
  1. kebutuhan sukses / pencapaian (achievement)
keinginan untuk mencapai prestasi, reputasi dan karir yang baik
mendorong untuk tekun, tabah dab berkerja keras untuk mencapai cita-cita
  1. kebutuhan afiliasi
keinginan untuk :
-membina hubungan dengan sesamanya
-mencari teman yang bisa menerimanya
-dimiliki oleh orang-orang di sekelilingnya
-memiliki oleh orang-orang yang menerimanya
8. kebutuhan kekuasaan (power)
Keinginan seseorang untuk bisa mengontrol lingkungannya dan mepengaruhi orang-orang disekelilingnya
Bertujuan agar bisa : mempengaruhi, mengarahkan, mengatur orang lain

MOTIVASI DAN STRATEGI PEMASARAN
Segmentasi – motivasi – positioning



Jumat, 08 April 2011

perilaku konsumen bab 3 : kepribadian

CHAPTER 3. Personality
Summarized by Amanda (majoring in Family and Consumer Science, College at Human Ecology – Bogor Agricultural University, Bogor Indonesia)
Based on Ujang Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen. Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran (Consumer Behavior : Theory and Application in Marketing)


1.            Pengertian Kepribadian
                Pemahaman terhadap kepribadian sangat bermanfaat bagi pemasar karena kepribadian dapat dijadikan dasar dalam melakukan pemangsaan pasar (market segmentation). Kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri manusia, perbedaan karakteristik tersebut menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu. Perbedaan karakteristik akan mempengaruhi respons individu terhadap lingkungannya (stimulus) secara konsisten.  Karakteristik kepribadian sebagai berikut :
Kepribadian menggambarkan perbedaan individu, karakteristik terdalam pada diri manusia merupakan gabungan dari banyak faktor yang unik. Karena itu tidak ada manusia yang sama.
Kepribadian menunjukan konsistensi dan berlangsung lama, telah terbentuk sejak masa kecil, dan telah mempengaruhi perilaku individu tersebut secara konsisten dalam waktu yang relatif lama.
Kepribadian dapat diubah, bersifat permanen dan konsisten, namun bukan berarti bisa berubah.

2.            Teori Kepribadian

a.            Teori Kepribadian Freud
                Sigmund Freud mengemukakan suatu teori psikoanalitis kepribadian (psychoanalytic theory of personality). Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan yang tidak disadari atau dorongan dari dalam diri manusia, seperti dorongan seks dan kebutuhan biologis adalah inti dari motivasi dan kepribadian manusia. Menurut Freud, kepribaadian manusia terdiri atas tiga unsure yang saling berinteraksi yaitu, Id, Superego, dan Ego.
Id
Aspek biologis dalam diri manusia yang ada sejak lahir, yang mendorong munculnya kebutuhan fisiologis seperti lapar, haus, dan nafsu. Id menggambarkan naluri manusia yang secara biologis membutuhkan makanan, minuman, dan seks.  Secara alami memenuhi kebutuhan tersebut untuk menghindari tensi, dan mencari kepuasan sesegera mungkin.
Superego
Aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat manusia untuk tunduk dan patuh kepada norma sosial, etika, dan nilai-nilai masyarakat. Superego bisa dianggap sebagai unsur yang berfungsi untuk mengurangi atau menekan nafsu biologis yang ada dalam diri manusia.
Ego
Ego merupakan unsur yang bisa disadari dan dikontrol oleh manusia. Ego berfungsi menjadi penengah antara id dan superego dan berusaha menyeimbangkan apa yang ingin dipenuhi oleh id dan apa yang dituntut oleh superego agar sesuai dengan norma sosial. 

b.            Teori Neo-Freud ( Toeri Sosial Psikologi)
                Teori Neo-Freud atau teori sosial psikologi berbeda dengan  teori Freud dalam dua hal :
Lingkungan sosial yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian manusia bukan insting manusia.
Motivasi berperilaku diarahkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Teori Ciri (Trait Theory)
Teori Freud dan Neo-Freud menggunakan pendekatan kualitatif dalam mengidentifikasi kepribadian konsumen, misalnya menggunakan teknik pengamatan. Berbeda dengan dua teori terdahulu, teori cirri menggunakan pendekatan kuantitatif dalam mengukur kepribadian konsumen.

3.            Gaya Hidup (Lifestyle)
                Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya . Gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Gaya hidup berbeda dengan kepribadian. Kepribadian mereflesikan karakteristik internal dari konsumen, gaya hidup menggambarkan manifestasi eksternal dari karakteristik tersebut, yaitu perilaku kionsumen. Gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan, mnat dan juga opini dari seseorang.
                Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Beberapa kepribadian cirri yang khusus dikembangkan untuk kepentingan studi perilaku konsumen adalah kepribadian cirri inovatif konsumen, dogmatisme, dan karakter sosial.

perilaku konsumen bab 7 : sikap konsumen

CHAPTER 7. consumer attitudes
Summarized by Amanda (majoring in Family and Consumer Science, College at Human Ecology – Bogor Agricultural University, Bogor Indonesia)
Based on Ujang Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen. Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran (Consumer Behavior : Theory and Application in Marketing)


Kepercayaan Sikap dan Perilaku
Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor  penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior).
Istilah pembentukan sikap konsumen (consumer attitude formation) seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap, dan perilaku. Kepercayaan, sikap, dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk. Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya (Mowen dan Minor, 1998).

Definisi Sikap
Sikap diartikan sebagai evaluasi dari seseorang. Engel, Blackwell dan Miniard (1993) mengemukakan bahwa sikap menunjukan apa yang konsumen sukai dan yang tidak disukai. Definisi tersebut menggambarkan pandangan kognitif dari psikolog sosial, dimana sikap dianggap memiliki tiga unsur, yaitu :
Kognitif (pengetahuan)
Afektif (emosi, perasaan)
Konatif (tindakan)
Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.

Karakteristik sikap
-          Sikap memiliki objek :
Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media, dan sebagainya.
-          Konsistensi sikap :
Perilaku seorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya
Misalnya, seorang wanita mengendarai BMW silver. Ia menyukaii BMW  silver. Ini yang dinamakan konsistensi antara sikap dan perilaku.
-          Sikap positif, negatif dan netral :
Karakteristik valence dari sikap
-          Intensitas sikap :
Karakteristik extremity dari sikap
-          Resistensi sikap (resistance) :
Seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berubah
-          Persistensi sikap (persistence) :
Karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu.
-          Keyakinan sikap (confidence) :
Kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya
-          Sikap dan situasi :
Situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek

Fungsi Sikap dan Strategi Mengubah Sikap Konsumen
Daniel Katz (1960) seperti yang dikutip Mowen dan Minor (1998), Schiffman dan Kanuk (2000) mengemukakan empat fungsi dari sikap, yaitu :
-Fungsi Utilitarian (The Utilitarian Function) :
ingin mendapatkan manfaat dari produk tersebut
-Fungsi Mempertahankan Ego (The Ego Defensive Function) :
Untuk melindungi seseorang dari keraguan yang muncul dari dalam dirinya sendiri atau dari faktor luar yang mungkin menjadi ancaman bagi dirinya
-Fungsi Ekspresi Nilai (The Value-Expressive Function)    :
Untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup, dan identitas sosial dari seseorang
-Fungsi Pengetahuan (The Knowledge Function)               :
Membeli produk tersebut karena mengetahui manfaatnya

Beberapa strategi dalam mengubah sikap seseorang :
-          Kombinasi beberapa fungsi
Contohnya: Mercedes
-          Mengasosiasikan produk dengan sebuah kelompok atau peristiwa
Contohnya: RCTI dan TELKOMSEL membuat acara kuis bola saat adanya Piala Dunia 2002
-          Memecahkan konflik dua sikap yang berlawanan
Contohnya: seseorang memiliki sikap yang positif terhadap susu karena mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh namun di sisi lain konsumen juga memiliki sikap yang negatif terhadap susu karena susu mengandung banyak lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.
-          Mengubah evaluasi relatif terhadap atribut
Contohnya: sebuah perusahaan teh berusaha mengubah positioning dari produk tersebut dengan mencantumkan kata-kata yang diharapkan bisa mengubah citra teh itu sendiri
-          Mengubah kepercayaan merek
-          Menambahkan sebuah atribut pada produk
-          Mengubah penilaian merek secara menyeluruh
-          Mengubah kepecayaan terhadap merek pesaing

Model Sikap
Model Tiga Komponen (Tricomponent Model)
Komponen kognitif, yaitu menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu objek sikap.
Komponen Afektif, yaitu menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk atau merek.
Komponen konatif, yaitu menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakuka tindakan tertentu yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau merek tertentu).

Model Sikap Multiatribut Fishbein
Teori-teori sikap mengemukakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku atau tindakan konsumen terhadap produk tersebut. Model sikap multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi.

Model “The attitude-toward-abject-modeldigunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap sebuah produk (pelayanan/jasa) atau berbagai merek produk. Model atribut menekankan adanya salience of attributes. Salience artinya tingkat kepentingan yang diberikan konsumen kepada sebuah atribut. Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek sebuah produk ditentukan oleh dua hal, yaitu:
-          Kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk atau merek (komponen bi)
-          Evaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut (komponen ei).

Model Fishbein mengemukakan tiga konsep utama, yaitu sebagai berikut :
Atribut (Salient Belief)
Kepercayaan (Belief)
Evaluasi atribut